Bhagawadgita (Sanskerta:
भगवद् गीता; Bhagavad-gītā) adalah sebuah
bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam bentuk dialog yang dituangkan
dalam bentuk syair. Dalam dialog ini, Kresna, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah pembicara utama yang
menguraikan ajaran-ajaran filsafat vedanta,
sedangkan Arjuna, murid langsung Sri Kresna yang menjadi pendengarnya. Secara harfiah, artiBhagavad-gita adalah "Nyanyian Sri Bhagawan (Bhaga = kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan = Yang memiliki kehebatan sempurna,
ketampanan sempurna, kekayaan yang tak terbatas, kemasyuran yang abadi,
kekuatan yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan
yang sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan).
Syair ini merupakan interpolasi atau sisipan yang dimasukkan kepada "Bhismaparwa".
Adegan ini terjadi pada permulaan Baratayuda,
atau perang di Kurukshetra. Saat itu Arjuna
berdiri di tengah-tengah medan perang Kurukshetra di antara pasukan Korawa dan Pandawa. Arjuna bimbang
dan ragu-ragu berperang karena yang akan dilawannya adalah sanak saudara,
teman-teman dan guru-gurunya. Lalu Arjuna diberikan pengetahuan sejati mengenai
rahasia kehidupan (spiritual) yaitu Bhagawadgita oleh Kresna yang berlaku sebagai sais Arjuna pada
saat itu.
Kitab ini terdiri dari
18 bab, yaitu:
·
BAB 1 Arjuna Wisada Yoga (Meninjau tentara-tentara di medan perang Kurukshetra). Tentara-tentara kedua belah pihak siap siaga
untuk bertempur. Arjuna, seorang ksatria yang perkasa, melihat sanak keluarga,
guru-guru, dan kawan-kawannya dalam tentara-tentara kedua belah pihak siap
untuk bertempur dan mengorbankan nyawanya. Arjuna tergugah kenestapaan dan rasa
kasih sayang, sehingga kekuatannya menjadi lemah, pikirannya bingung, dan dia
tidak dapat bertabah hati untuk bertempur.
·
BAB II Ringkasan isi Bhagavad-gita, menguraikan tentang Arjuna menyerahkan
diri sebagai murid kepada Sri Kresna, kemudian Kresna memulai pelajaran-Nya
kepada Arjuna dengan menjelaskan perbedaan pokok antara badan jasmani yang
bersifat sementara dan sang roh yang bersifat kekal. Kresna menjelaskan proses
perpindahan sang roh, sifat pengabdian kepada Yang Mahakuasa tanpa mementingkan
diri sendiri dan ciri-ciri orang yang sudah insaf akan dirinya.
·
BAB III Karma Yoga, menguraikan mengenai semua orang harus melakukan
kegiatan di dunia ini. Tetapi perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada
dunia ini atau membebaskan dirinya dari dunia. Seseorang dapat dibebaskan dari
hukum karma (perbuatan dan reaksi) dan mencapai pengetahuan sejati tentang sang
diri dan Yang Mahakuasa dengan cara bertindak untuk memuaskan Tuhan, tanpa
mementingkan diri sendiri.
·
BAB IV Jnana Yoga, menguraikan pencapaian yoga melalui pengetahuan
rohani-pengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan
antara sang roh dan Tuhan-menyucikan dan membebaskan diri manusia. Pengetahuan
seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti tanpa mementingkan diri disebut karma
yoga. Krishna menjelaskan sejarah Bhagavad-gita sejak zaman purbakala, tujuan
dan makna Beliau sewaktu-waktu menurun ke dunia ini, serta pentingnya mendekati
seorang guru kerohanian yang sudah insaf akan dirinya.
·
BAB V Karma Yoga, Perbuatan dalam kesadaran Krishna, orang yang
bijaksana yang sudah disucikan oleh api pengetahuan rohani, secara lahiriah
melakukan segala kegiatan tetapi melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan
dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang bijaksana dapat mencapai kedamaian,
ketidakterikatan, kesabaran, pengelihatan rohani dan kebahagiaan.
·
BAB VI Dhyana Yoga, menguraikan tentang astanga yoga, sejenis latihan
meditasi lahiriah, mengendalikan pikiran dan indria-indria dan memusatkan
perhatian kepada Paramatma (Roh Yang Utama, bentuk Tuhan yang bersemayam di
dalam hati). Puncak latihan ini adalah samadhi. samadhi artinya sadar
sepenuhnya terhadap Yang Maha Kuasa.
·
BAB VII Pengetahuan tentang Yang Mutlak, Sri Krishna adalah Kebenaran Yang
Paling Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala
sesuatu, baik yang material maupun rohani. Roh-roh yang sudah maju menyerahkan
diri kepada Krishna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang
tidak saleh mengalihkan obyek-obyek sembahyang kepada yang lain.
·
BAB VIII Cara Mencapai Kepada Yang Mahakuasa, Seseorang dapat mencapai
tempat tinggal Krishna Yang Paling Utama, di luar dunia material, dengan cara
ingat kepada Sri Krishna dalam bhakti semasa hidupnya,
khususnya pada saat meninggal.
·
BAB IX Raja Widya Rajaguhya
Yoga (Pengetahuan Yang Paling Rahasia), hakikat
Ketuhanan sebagai raja dari segala ilmu pengetahuan (widya), Krishna
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tujuan tertinggi kegiatan sembahyang, sang roh
mempunyai hubungan yang kekal dengan Krishna melalui pengabdian suci bhakti
yang bersifat rohani. Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat kembali kepada Krishna di alam rohani.
·
BAB X Wibhuti Yoga, Kehebatan Tuhan Yang Mutlak, menguraikan
mengenai sifat hakikat Tuhan yang absolut/mutlak. Segala fenomena ajaib yang
memperlihatkan kekuatan, keindahan, sifat agung atau mulia, baik di dunia
material maupun di dunia rohani, tidak lain daripada perwujudan sebagian
tenaga-tenaga dan kehebatan rohani Krishna. Sebagai sebab utama segala sebab
serta sandaran dan hakekat segala sesuatu. Krishna,Tuhan Yang Maha Esa adalah
tujuan sembahyang tertinggi bagi para mahluk.
·
BAB XI Wiswarupa Darsana Yoga,
Bentuk Semesta, menguraikan tentang Sri Krishna menganugrahkan pengelihatan
rohani kepada Arjuna. Ia memperlihatkan bentuk-Nya yang tidak terhingga dan
mengagumkan sebagian alam semesta. Dengan cara demikian, Krishna membuktikan
secara meyakinkan identitas-Nya sebagai Yang Mahakuasa. Krishna menjelaskan
bahwa bentuk-Nya Sendiri serba tampan dan dekat dengan bentuk manusia adalah
bentuk asli Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang dapat melihat bentuk ini hanya
dengan bhakti yang murni
·
BAB XII Bhakti Yoga, Pengabdian Suci Bhakti, menguraikan tentang cara
yoga dengan bhakti, bhakti-yoga, pengabdian suci yang murni kebada Sri Krishna, adalah cara tertinggi dan
paling manjur untuk mencapai cinta bhakti yang murni kepada Krishna, tujuan tertinggi kehidupan rohani. Orang yang
menempuh jalan tertinggi ini dapat mengembangkan sifat-sifat suci.
·
BAB XIII Ksetra
Ksetradnya Yoga, Alam, Kepribadian Yang Menikmati dan Kesadaran,
menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hubungan dengan purusa dan
prakrti, orang yang mengerti perbedaan antara badan, dengan sang roh dan Roh
Yang Utama yang melampaui badan dan roh, akan mencapai pembebasan dari dunia
material.
·
BAB XIV Guna Traya Wibhaga Yoga, Tiga Sifat Alam Material, membahas
Triguna (tiga sifat alam material) - Sattvam, Rajas dan Tamas, semua roh
terkurung dalam badan di bawah pengendalian tiga sifat alam material; kebaikan
(sattvam), nafsu (rajas) dan kebodohan (tamas). Sri Krishna menjelaskan arti
sifat-sifat tersebut dalam bab ini, bagaimana sifat-sifat tersebut mempengaruhi
diri kita, bagaimana cara melampaui sifat-sifat tersebut serta ciri-ciri orang
yang sudah mencapai keadaan rohani (orang yang sudah lepas dari tiga sifat
alam).
·
BAB XV Purusottama Yoga,
menguraikan beryoga pada purusa yang Maha Tinggi, Hakikat Ketuhanan, Tujuan
utama pengetahuan veda adalah melepaskan diri
dari ikatan terhadap dunia material dan mengerti Krishna sebagai Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang mengerti identitas Krishna yang paling utama
menyerahkan diri kepada Krishna dan menekuni pengbdian suci kepada Krishna.
·
BAB XVI Daiwasura Sampad Wibhaga Yoga, membahas mengenai hakikat
tingkah-laku manusia, sifat rohani dan sifat jahat. Orang yang memiliki sifat-sifat
jahat dan hidup sesuka hatinya, tanpa mengikuti aturan Kitab Suci, dilahirkan
dalam keadaan yang lebih rendah dan diikat lebih lanjut secara material, tetapi
orang yang memiliki sifat-sifat suci dan hidup secara teratur dengan mematuhi
kekuasaan Kitab Suci, berangsur-angsur mencapai kesempurnaan rohani.
·
BAB XVII Sraddha Traya Wibhaga Yoga, menguraikan mengenai
golongan-golongan keyakinan. Ada tiga jenis keyakinan, yang masing-masing
berkembang dari salah satu di antara tiga sifat alam. Perbuatan yang dilakukan
oleh orang yang keyakinannya bersifat nafsu dan kebodohan hanya membuahkan
hasil material yang sifatnya sementara, sedangkan perbuatan yang dilakukan
dalam sifat kebaikan, menurut Kitab Suci, menyucikan hati dan membawa seseorang
sampai pada tingkat keyakinan murni terhadap Sri Krishna dan bhakti kepada Krishna.
·
BAB XVIII Moksa Samnyasa
Yoga, Kesempurnaan pelepasan ikatan, merupakan kesimpulan dari semua
ajaran yang menjadi inti tujuan agama yang tertinggi. Dalam bab ini Krishna
menjelaskan arti dari pelepasan ikatan dan efek dari sifat-sifat alam terhadap
kesadaran dan kegiatan manusia. Krishna menjelaskan keinsafan Brahman,
kemuliaan Bhagawadgita, dan kesimpulan Bhagavad-gita; jalan kerohanian
tertinggi berarti menyerahkan diri sepenuhnya tanpa syarat dalam cinta-bhakti
kepada Sri Krishna. Jalan ini membebaskan seseorang dari segala dosa, membawa
dirinya sampai pembebasan sepenuhnya dari kebodohan dan memungkinkan ia kembali
ke tempat tinggal rohani Sri Krishna yang kekal.
0 komentar:
Posting Komentar